Oleh Rani Timur Mumpuni (8B)
Tulilit , bunyi I Phone Apple ku yang berdering, “Hallo” kataku berlahan ,
“Hallo Pelangi nini aku Awan ,”
“Owg hy Awan , ada apa tumben kamu telefon?”tanyaku pada sahabat karip dari sekolah.
“Engga aku cuman pingin ngajak kamu liburan, kamu mau engga?”
“Em, gimana ya ? Aku harus izin sama ayah bunda , tapi besok kamu mau ajak aku kemana sih ?”
“Besok kita mau jalan – jalan ke Yogya , kamu ikut ya?”,
“Aku izin dulu ya sama bunda moga aja aku boleh ikut.”
“On nanti kamu telefon aku ya kalau boleh …’
“Pasti wan , J
“Yaudah gih kamu izin makin cepet makin baik “gurau awan
“Hahahaha OK deh ,…da ….
“Da ,…salam jumpa dari awan.
***
“Bunda …” ucapku kepada bunda yang duduk di samping kananku
“Iya sayang ,”jawab bunda dengan lembut
“Bun aku di ajak liburan ke Yo gya sama temen – temen bole enggak?”
“Boleh –boleh aja , tapi ada syaratnya …”
“Apa bun?”
“Kamu harus temenin bunda ke pasar sekarang , mau gak?”
“Ok deh bunda kalau ke pasar sih gak apa – apa , lagian itu juga namanya bukan syarat bun itu dah kewajiban aku buat nemenin bunda.”
“Ya udah gih kamu ganti baju.” Perintah bunda denan senyum lembutnya
“Siap Bunda” kata ku semangat.
Ahirnya ku dan bunda pergi kepasar bersama kami berbelanja kebutuhan untuk makan malam dan sarapan besok .
Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan karena aku harus menemani bunda pergi kepasar , aku harus berjalan di jalan tak rata dengan lubang menghiasai setiap sudutnya air yang tergenang menebarkan aroma bau dari sisa limbah pasar , namun itu semua akan aku tahan untuk menemani bunda yang aku sayang .
Kini aku sudah duduk di atas tempat tidur bergambar rembulan dan bintang , ku selalu menatap tempat tidur ini karena setriap aku menatapnya ku serasa terbang ke angkasa . Tak lama ku berbayang suara ketukan terdengar dari pintu putih besar tak bergoyang , saat ku buka terlihat senyum indah dari bunda yang mengajakku makan malam , senaya ku makan di meja bundar hitam bertumpuk makanan melimpah , ciuman lembut mendarat dikening ini ,ternyata ayah sudah datang . Ku sambut ia dengan senyum dan lembai tangan serta kecupan halus di telapaknya . Kami sekeluarga makan dengan bercanda ria .Aku merasa bahagia bisa mendapat keluarga sesempurna ini.
Makan malam berlalu dengan cepat ku beranjak dari kursi meja makan dan bergegas memebereskan piring berserakan di atas meja , ku letakkan di dapur dan ku cuci hingga Mereka mengecup keningku dan memeluk ragaku , begitu yang ku rasa sekarang . Tak loama berselang ku melangkahkan kaki ke dalam kamar besar berisi setumpuk benda yang tak tau mana yang berguna , dinding bercat ungu dengan meja belajar kayu dan buku di atasnya , serta lemari pakaian putih berkaca dan tempat rias berlampu memenuhi kamar besar yang mulai sesak . Tanpa sadar ku duduk terpaku di atas tempat tidur bergambar bulan bintang itu dan tak berpa lama ku tertidur hingga esok menjelang.
Pagi yang indah dengan embun yng masih menetes di daun menyambutku dengan riang kicau burung merdu membuat telinga nyaman mendengar . Ku beranjak dari tempat tidur dan melangkahkan kaki ke kamar mandi , ku ambil handuk di sudut almari baju dan mengangtungkannya di belakjang pitu kamar mandi biru halus berwarna biru . Setal badan segar terguyur sejuknya air ku mengambil Iphone ke il dan menelfon Awan .
“Selamat pagi ,”sapa ku padanya
“Owgh Pelangi , pagi ngi ada apa ?”
“Aku cuman mau bilang kalau aku boleh iktu liburan sama kalian ,”
“Wah bagus deh kalau gitu “ ucapny senang .”
“Egh tapi kapan kita berangkat ?”
“Rencana sih besok pagi kita berangkat”
“Ok deh , aku juga mau mandi heheheheh J yaudah deh Pagi ngi sampai jumpa besok”
“Iya J”
Setelah asyik berbincang dengan Awan ku pergi ke meja makan dan menyantap Roti isi Strowberry bersama kedua orangtuaku , kami terus bercanda di meja hingga makan usai . Sarapan berlalu ku melihat Film di TV , aku melihat cerita asal – usul berdirinya candi Prambanan , saat ku perhatikan semua ceritanya ada yang membuat aku tertarik untuk mendatangi candi Prambanan , yaitu mitos patung batu yang menangis, mitos itu benar – benar merenggut semua rasa penasaranku untuk membuktikannya .Hingga malam menjelang ku tertidur mimpi mitos itu terus membayang .
Aku pun tersadar dari mimpi aneh itu , Jam wakker yang berbunyi mengingatkanku janji pergi bersama teman- teman , tanpa pikir panjang ku bergegas bersiap dan berpamitan pada bunda dan ayah.Semua siap ku bersalaman dengan ayah bunda dan mengecup pipi mereka. Awan kawanku yang sudah menunggu di depan gerbang putih hanya tertawa . Ku hampiri dia dan ucapkan salam lembut pakaian kotak – kotak dan gaya rambut keritingnya membuatku tertawa lepas ia hanya bisa balas tertawa dengan wajah garang dan dahi berkerut.
Tak berselang lama kami memulai perjalan berkeliling dengan mobil kodok berwarna silver. Tujuan pertama kami pergi ke Kraton untuk melihat bagaimana sejarah lengkap disana . Kami masuk pintu gerbang hijau dan disambut pemandu berbaju putih dengan blangkon batik di kepalanya dengan tua lembut kami masuk bersama pemandu dan mulai berjalan mengelilingi bangunan kraton .
Betapa terkagumnya aku ketika melihat beberapa peninggalannya , seperti gedung dan alat transportasi jaman dulu .Sungguh bangga ku bida melihat semua yang kulihat sekarang dan betapa bangga hati saat ku lihat budaya leluhur masih di laksanakan hingga sekarang . Setelah puasmemanjakan mata di Kraton kami melanjutkan perjalanan.Kami masih bingung mau pergi kemana , tapi itu bukan masalah untukku , jalan – jalan keliling jogja dengan mobil sudah menjadi tujuan terbaik.Akupun membuka jendela kaca dan menikmati sejuknya udara kota Jogja tercinta .
Ku lihat di sepanjang jalan banyak penjual pakaian batik dan beberapa kerajinan khas jogja , hingga sampai dilampu merah ada seorang anak lelaki berbaju rompang romping tak berbentuk membawa gitar kecil di tangannya , petikan gitar yang ia mainkan begitu indah dan membuat ku merasa senang, tanpa sadar ia berhenti bernyanyi dan meminta upah padaku , ku beri ia uang cukup agar ia bisa melan jutkan bakatnya , dia hanya bisa menerima dan terus mengucapkan terima kasih padaku.
25 menit kami terus berjalan ku teringat dengan mitos Prambanan , dan tak terasa ku mengucap Kota Prambanan dengan nada sedikit keras , teman – temanku yang semula duduk diam dengan muka bingung mereka kini menjadi angkat biacara setuju dan melebar senyum di bibir , aku hanya bisa ikut tertawa dan belaga tak tau apa yang membuat mereka tersenyum.
30 menit berlalu sangat cepat ahirnya kami sampai di Candi Prambanan , betapa terkejutnya aku ketika memasuki candi itu , megah mewah dan besar yang aku lihat , dengan kamera hitam ku abadiakn semua peristiwa ,
“Sungguh pemandangan indah”,kataku dalam hati. Kamipun berjalan dan berjalan berkeliling candi Prambanan hingga bertemu dengan patung Seorang wanita cantik yang sedang terdiam ku pandang patung dan ku tersadar bahwa inilah patung yang menangis itu , dengan sejuta tanya di benak ku mengitari patung itu dan menambil beberapa gambarnya namun tak ada tanda – tanda patung itu menangis , aku pun sedikit menjauh dan kembali melihat patung itu , dan waou aku tak menyangka setetes air mengalir dari kedua matanya , dengan sangat terkejut ku langsung menghampirinya , ketika ku lihat lebih jelas tetesan itu semakin dersa dan menyebar keseluruh tubuhnya bahkan wilayah sekitar patung itu juga basah terkena tetesan airmata , tak bwrselang lama ku melihatnya awan berteriak padaku .”Pelangi Hujan ayo berteduh”,
“Ampun betapa bodohnya aku , ternyata ini hanya tetesan air hujan , huh cerita patung menangis itu hanya isap jempol belaka yang tak bisa di ambil logika , buat apa aku percaya , lebih baik aku berteduh” bicaraku sendiri di antara rintikan hujan yang mulain deras.
“Pelangi Ayo “ panggil awan lagi
“Iya , “jawabku.
Ahirnya aku berteduh di sebuah pondok dan menyantap sepirih soup buntut dan wedang jahe bersama teman – teman . kini akupun tau bahwa tak semu cerita itu benar adanya.
***0***